pacman, rainbows, and roller s

Mubhamatul Qur'an
NAMA : AIM PozzIbLe
NIM : 243 062 190



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi 1,6 milyar umat muslim didunia saat ini, didalamnya mengandung banyak misteri yang belum terpecahakan sehingga banyak dari para ulama, ilmuwan, peneliti berusaha menyajikan pecahan puzzle yang masih tersembunyi dibalik kalam ilahi. Diatara puzzle yang ada yaitu mubham, apakah mubham tersebut, bagaimana cara mengungkapkannya? Tulisan ini ingin mengajak pembaca untuk berkenalan dengan mubham dan menelusuri apa didalamnya. Urgensi dalam ilmu mubham telah difikirkan sejak zaman sahabat
Berangkat dari uraian di atas yang menjadi masalah saat ini maka makalah ini akan kami beri judul: ”Ilmu Mubhamatul Qur’an”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Mubham?
2. Apakah sebab-sebab mubham?
3. Sumber mubham?
4. Bagaimana peringatan tentang ayat yang mubham?
5. Seperti apa penyebutan ayat-ayat yang mubham?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mubham
Secara etimologi mubham mempunyai arti tersembunyi. Secara terminologi mempunyai arti semua lafadz yang termaktub didalam al-Qur’an tanpa menyebutkannya secara spesifik atau sesuatu yang tertentu, seperti Nabi, Wali, seorang hamba, Raja, Negara, pohon yang belum disebutkan namanya atau jumlah yang belum dijelasakan berapa jumlahnya, zaman yang belum tertera tahunya, tempat yang belum ditentukan.

B. Sebab-Sebab Mubham di Dalam al-Qur’an
Penyamaran di dalam al-Qur’an iu memiliki beberapa sebab, yaitu:
1. karena tidak dibutuhkan penyebutannya secara jelaskarena sudah dijelaskan penyebutannya di tempat lain, seperti firman Allah SWT:
   
Artinya: Jalan orang-orang yang telah engkau anugerahkan nikmat kepada mereka (Q.S. al-Fatihah: 7).

Ayat ini dijelaskan di dalam firman Allah SWT:
      •    
Artinya: Bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh (Q.S. an-Nisa’: 69).

2. karena dia telah menjadi jelas karena kemasyhurannya, seperti firman Allah SWT:
     •
Artinya: Dan kami berfirman: “ Hai adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini” (Q.S. al-Baqarah: 35).

Allah tidak berfirman: حواء karena dia tidak memiliki istri lain selainnya.
       
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) (Q.S. al-Baqarah: 258).

Maksudnya adalah Namrudz, karena hal itu telah masyhur. Karena dia menjadi obyek dakwahnya. Ada yang mengatakan Allah telah menyebutkan Fir’aun di dalam al-Qur’an dengan namanya, dan dia tidak menyebutkan nama Namrudz. Karena Fir’aun lebih cerdas darinya, sebagaimana yang disimpulkan dari dialognya dengan Musa. Sedang Namrudz adalah seorang yang bodoh. Karena itu ia berkata:
    
Artinya: Orang itu berkata: “Saya tidak menghidupkan dan mematikan” (Q.S. al-Baqarah: 258).

Kemudian dia melakukan apa yang dikehendakinyadengan cara membunuh seseorang dan memaafkan seseorang yang lainnya.
3. Untuk tujuan menutupinya, agar dapat lebih mengambil hatinya, seperti:
 ••           
    
Artinya: Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras (Q.S. al-Baqarah: 204).

Maksudnya adalah Al Akhnas bin Syuraiq. Setelah itu dia masuk agama Islam dan melaksanakan ajarannya dengan baik.


4. Jika menjelaskannya dengan tegas tidak memiliki faidah yang besar, seperti:
    
Artinya: (Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri (Q.S. al-Baqarah: 259).

  
Artinya: Dan tanyakanlah kepada bani israil tentang negeri (Q.S. al-A’raf: 163).

5. Untuk memberikan isyarat keumuman dan bahwa ayat itu maknanya tidak khusus. Ini berbeda apabila disebutkan dengan tegas, seperti firman Allah SWT:
    •   
Artinya: Siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya (an-Nisa’: 100)

6. Untuk mengagungkannya dengan menyebutkan sifat yang sempurna, bukan dengan menyebutkan namanya seperti:
    
Artinya: Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan (Q.S. an-Nur: 22).
    
Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya (Q.S. az-Zumar: 33).

Yang simaksud pada semua ayat itu adalah Abu Bakar.
7. Untuk menghinakannya dengan menunjukkan sifat kekurangan, seperti:
    
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (Q.S. al-Kautsar: 3).



C. Sumber mubham.
Untuk mengetahui mubham dibalik ayat tersebut dengan jalan al-Qur’an dan periwatan hadist saja melalui sahabat yang mengambil periwayatan dari Nabi dan para tabi’in yang mengambil dari sahabat, Imam Suyuti tidak memperkenankan ijtihad ro’yun didalamnya . Imam Suhaili dalam bukunya At-ta’rif wal I’lam bima ubhima fil Qur’an minal asmai wal a’alam memperinci, bahwasanya mengetahui mubham yang melalui hadist Rasulullah bisa melalui asbabu nuzul ayat.

D. Peringatan mengenai ayat-ayat yang mubhamat
Az zaekasyi berkata didalam al- Burhan: “sesuatu yang disamarkan yang hanya Allah saja yang mengetahuinya, tidak boleh dicari-cari penentuannya”, seperti pada:
      
Artinya: Dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya (Q.S. al-Anfal: 60).

Dia berkata: “ Yang aneh adalah orang-orang yang dengan lancang, berkata: “Mereka adalah Bani Quraizhah atau beberapa diantara jin”.
Aku berkata: “pada ayat itu tidak ada penjelasan yang menjelaskan bahwa jenis mereka itu tidak diketahui. Tetapi yang dinafikan adalah mengetahui penjelasan masing-masing individunya. Tetapi, hal itu tidak menafikan pengetahuan terhadap jenis mereka seperti keadaan mereka yang dari Bani Quraizhah atau dari Jin.
Ayat ini adalah serupa dengan firman Allah SWT tentang orang-orang munafik:
            
  
Artinya: Diantara orang-orang arab badwi yang disekelilingmu itu, ada orang-orang munafik, dan juga di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi kamilah yang mengetahui mereka (Q.S. at-Taubah: 101).

Sesungguhnya yang dinafikan adalah pengetahuan terhadap masing-masing individunya. Kenudian pendapat yang mengetakan bahwa mereka itu berasal dari Bani Quraizhah adalah berdasarkan riwayat dari ibnu abi hatim dari mujahid. Dan pendapat yang mengatakan bahwa mereka berasal dari bangsa Jin adalah diriwayatkan dari ibnu abi hatim dari hadits abdullah bin ghorib dari bapaknya secara marfu’ dari Rasulullah SAW. Maka, tidak ada kelancangan dalam hal ini.

E. Penyebutan Ayat-Ayat Yang Mubhamat
Ketahuilah bahwa untuk mengetahui penjelasan dari ayat-ayat yang mubhamat rujukannya adalah riwayat semata. Akal tidak memiliki tempat padanya. Karena kitab-kitab yang disusun tentang masalah ini dan kitab kitab tafsir lain, menyebutkan nama-nama yang disamarkan dan perbedaan para ulama tentangnya, tanpa menyandarkannya pada rujukan atau kebiasaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman, maka saya menyusun sebuah kitab yang saya susun dengan menyebutkan setiap pendapat pada sahabat atau tabi’in atau lainnya yang mengatakannya, dengan rujukan kepada para penulis kitab-kitab yang meriwayatkannya dengan lengkap dengan sanad-sanadnya, dengan menjelaskan riwayat yang shahih darinya dan yang dha’if. Maka, jadilah kitab yang besar dimana tidak ada yang dapat menandingi kebesarannya, dalam hal ini. Aku telah menyusunnya sesuai dengan urutan al-Quran. Dan di situ saya meringkasnya hal-hal yang penting darinya dengan kata-kata yang sangat ringkas, dengan meninggalkan tahkrij riwayatnya, karena untuk meringkas dan sebagai isyarat untuk merujuk kitab yang saya sebut itu. Saya menyusunnya dengan cara membaginya ke dalam dua bagian:
1. Kata-Kata Yang Disamarkan Diantara Nama-Nama Laki-Laki, Wanita, Raja Jin, Mitsanna, Jamak Yang Namanya Dikenal Seluruhnya, Atau ,  Jika Makna Yang Dikehendaki Adalah Bukan Makna Umum.

Firman Allah SWT:
    
Artinya: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi (Q.S. al-Baqarah: 30).


Yaitu Adam dan Hawa, isterinya. Karena dia diciptakan dari seseorang yang hidup.
  
Artinya: Dan ingatlah, ketika kamu membunuh seorang manusia (namanya adalah ‘amiin). (Q.S. al-Baqarah: 72).

    
Artinya: Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mereka (maksudnya Rasulullah SAW). (Q.S. al-Baqarah: 129).
   
Artinya: Dan Ibrahim memberikan wasiat kepada anak-anaknya (mereka adalah Asma’il, Ashaq, Madyan, Zamrah, Sarah, Nafsy, Nafsyan, Amim, Kaisar, Surah, Luthan dan Nafisy). (Q.S. al-Baqarah: 132).


Artinya: Anak cucunya (Anak-anak ya’qub dua belas, yaituyusuf, rubail, syam’un, lawi, yahudza, dan, naftali, matsnah, jad, asyir, yasyjar, riyalun dan bunyamin). (Q.S. al-Baqarah: 136).

 ••            
   
Artinya: Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia yang menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah [atas kebenaran] isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. (maksudnya adalah al-akhnas bin syuraiq). (Q.S. al-Baqarah: 204).
2. Jamak-Jamak Yang Disamarkan Yang Dikenal Sebagai Nama-Namanya.

          
Artinya: Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “ mengapa Allah tidak langsung berbicaradengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami? (yang disebutkan namanya diantara mereka adalah Rafi’ Bin Haramalah). (Q.S. al-Baqarah: 118).

   ••
Artinya: Orang-orang yang bodoh di antara manusia akan ada yang berkata. (yang disebutkan namanya diantara mereka adalah rifa’ah bin qais, qirdam bin amru, ka’ab bin al asyiraf, rafi’ bin harmalah, al hajjaj bin amru, ar rabi’ bin abil huqoiq). (Q.S. al-Baqarah: 142).

              
Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: “ikutilah apa yang telah diturunkan Allah, “mereka menjawab: “Tidak, tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari perbuatan nenek moyang kami”. (yang disebutkan namanya diantara mereka adalah rafi’ dan malik bin auf). (Q.S. al-Baqarah: 170).

  
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. (yang dimaksud namanya diantara mereka adalah Mu’adz bin Jabal dan Tsa’labah bin Ghanam). (Q.S. al-Baqarah: 189).

   
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. (yansg disebut namanya diantara mereka adalah amru bin jamuh. (Q.S. al-Baqarah: 215).
   
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. (yang disebut namanya di antara mereka adalah umar, mu’adz dan hamzah). (Q.S. al-Baqarah: 219).

  
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. (yang disebut namanya di antara mereka adalah abdullah bin rawahah). (Q.S. al-Baqarah: 220).

  
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. (yang disebut namanya di antara mereka adalah tsabit bin dahdah, ubbad bin bisyr dan usaid bin hudhair). (Q.S. al-Baqarah: 222).

       
Artinya: Tidakkah diantara kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian yaitu al-kitab (taurat). yang disebut namanya di antara mereka adalah an nu’man bin amru dan al harist bin zaid. (Q.S. ali-Imran: 23).


Artinya: Para hawari. (yang disebut namanya di antara mereka adalah petrus, yakubis, yihanes, andaris pilis, darnayutha dan sargis yang diserupakan denganya). (Q.S. ali-Imran: 52).

          
 •     

Artinya: Segolongan (lain) dari ahli kitab berkata (kepada sesamanya): “perlihatkanlah (Seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang yang beriman (Sahabat-sahabat rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah dia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). (mereka adalah dua belas orang dari yahudi. yang disebut namanya di antara mereka adalah Abdullah bin adl dlaif, adi bin zaid dan al harits bin amru). (Q.S. ali-Imran: 72).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Secara etimologi mubham mempunyai arti tersembunyi. Secara terminologi mempunyai arti semua lafadz yang termaktub didalam al-Qur’an tanpa menyebutkannya secara spesifik atau sesuatu yang tertentu. Sebab-sebab mubham terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
1. Karena tidak dibutuhkan penyebutannya secara jelaskarena sudah dijelaskan.
2. Karena dia telah menjadi jelas karena kemasyhurannya.
3. Untuk tujuan menutupinya, agar dapat lebih mengambil hatinya.
4. Jika menjelaskannya dengan tegas tidak memiliki faidah yang besar.
5. Untuk memberikan isyarat keumuman dan bahwa ayat itu maknanya tidak khusus. Ini berbeda apabila disebutkan dengan tegas.
6. Untuk mengagungkannya dengan menyebutkan sifat yang sempurna, bukan dengan menyebutkan namanya.
7. Untuk menghinakannya dengan menunjukkan sifat kekurangan.
Sedangkan untuk mengetahui sumber mubham, Imam Suhaili dalam bukunya At-ta’rif wal I’lam bima ubhima fil Qur’an minal asmai wal a’alam memperinci, bahwasanya mengetahui mubham yang melalui hadist Rasulullah bisa melalui asbabu nuzul ayat. Mengenai ayat-ayat yang mubhamat, Az zaekasyi berkata didalam al- Burhan: “sesuatu yang disamarkan yang hanya Allah saja yang mengetahuinya, tidak boleh dicari-cari penentuannya”.
Dalam penyebutan ayat-ayat mubham, cara membaginya dibagi ke dalam dua bagian:
1. Kata-Kata Yang Disamarkan Diantara Nama-Nama Laki-Laki, Wanita, Raja Jin, Mitsanna, Jamak Yang Namanya Dikenal Seluruhnya, Atau ,  Jika Makna Yang Dikehendaki Adalah Bukan Makna Umum.

2. Jamak-Jamak Yang Disamarkan Yang Dikenal Sebagai Nama-Namanya.


DAFTAR PUSTAKA

As Suyuthi Rahimahullah, Imam Jalaluddin. Samudra Ulumul Qur’an (Al- Itqan Fi Ulumil Qur’an) Surabaya: PT Bina Ilmu, 2010.

http://edhudaebillah.blogspot.com/2011/02/menggali-arti-mubham.html.

http://kajiantafsir.blogspot.com/2010_12_01_archive.html.



DOWNLOADS DISINIBremAliran-aliran

KEMBALI KE HALAMAN AWAL




Visit XtGem.com